Senin, 06 Januari 2014

Pemerintah Kembangkan Pesantren Perbatasan

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Ace Saepuddin mengatakan, latar belakang pengembangan program pesantren perbatasan ini sebagai bentuk penguatan nilai-nilai keagamaan. Selain itu, untuk menjaga rasa nasionalisme santri yang berasal dari wilayah perbatasan tersebut.

“Tahun ini adalah tahun keempat pengembangan porgram pesantren perbatasan. Saat ini, pengembangan program ini sudah berjalan di enam wilayah di daerah perbatasan,” kata Ace, Senin (23/12).

Di antaranya, dia menjelaskan, di Pulau Sebatik yang berada di perbatasan Kalimantan Utara dan Sabah, Malaysia, dan di wilayah Sanggau, Kalimantan Barat, yang berbatasan dengan Serawak, Malaysia. 

Warga di daerah perbatasan Kalimantan Barat dengan Serawak, Malaysia.

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) mengembangkan program pesantren perbatasan di beberapa wilayah Tanah Air. Sebab, pembangunan di wilayah perbatasan dinilai masih belum memadai.
Juga, di wilayah Sabang, Aceh, yang berbatasan dengan Laut India dan Thailand-Malaysia. Kemudian, di wilayah Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berbatasan dengan Timor Leste dan di Merauke, Papua, yang berbatasan dengan Papua Nugini.

"Saat ini, Kemenag tengah fokus mengembangkan pesantren perbatasan di Pulau Parit di Kabupaten Karimun yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura," jelas Ace.

Sama seperti program pesantren perbatasan lainnya. Di wilayah Karimun ini pemerintah daerah (pemda) bertugas menyediakan lahan 10 hektare, sedangkan Kemenag menyiapkan dana awal Rp 2,5 miliar untuk pembangunan pesantren perbatasan.

Kemenag juga menyiapkan tenaga pendukung pengembangan pesantren perbatasan yang diambil dari santri berprestari dan santri yang lulus dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Mereka akan menjadi guru agama sekaligus pendamping pengembangan pertanian.

Ace mengungkapkan, saat ini enam program pengembangan pesantren perbatasan sudah menunjukkan hasil yang cukup membanggakan.
"Yang paling maju ada di Kaltim, di sana tidak hanya pesantren, tapi juga ada pendidikan formal," jelasnya. Sebagian besar santri di sana adalah anak para pekerja sawit yang kurang mendapat akses pendidikan formal.

Menurut Ace, program ini juga ingin menepis pandangan orang yang menganggap tidak penting pendidikan agama di perbatasan.
Padahal, pendidikan pesantren dapat menggembleng karakter keislaman maupun kebangsaan. Dengan demikian, nasionalisme siswa dan santri yang berada di perbatasan semakin tumbuh.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun Afrizal mengatakan, pengembangan pesantren perbatasan, khususnya di wilayah Pulau Parit, Kabupaten Karimun, akan dapat menjaga wilayah ini dari berbagai nilai negatif dari luar Indonesia.

"Wilayah kami berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura. Sering kali wilayah perbatasan ini menjadi akses mudah masuknya nilai buruk dari luar," ujar Afrizal.

Lain halnya dengan Pondok Pesantren Al-Muhajirin di Atambua NTT pimpinan KH Kamali. Menurut Kiai Kamali, pondok pesantren ini memiliki posisi penting dalam peristiwa integrasi Timor Timur, yakni menampung ribuan warga Timor Timur yang prointegrasi.

Lokasi pondok pesantren yang berada di lingkungan mayoritas pemeluk Kristiani ini menjadi contoh kuat bagaimana toleransi menjadi kekuatan umat beragama di sana. "Beberapa kali uskup agung Atambua datang berkunjung ke tempat kami, termasuk kunjungan pejabat dari pusat,” kata Kamali.  ( republika.co.id 241213 )

Perbatasan pun Perlu Dijaga “Leopard”

Tank Leopard TNI AD
 
Maraknya kejahatan di wilayah perbatasan, khususnya di Pulau Kalimantan membuat keberadaan kendaraan tempur seperti tank leopard sangat diperlukan.

“Di perbatasan masih sering terjadi pembalakan liar, pertambangan liar, dan pencurian ikan. Orang luar seperti sudah ingin caplok sekitar perbatasan kita. Dengan adanya Leopard akan membuat moril lawan jatuh,” kata Pangdam Komando Daerah Militer (Pangdam) VI / Mulawarman, Mayjen TNI Dicky Wainal Usman saat menerima kunjungan wartawan di Markas Komando Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama, Sungai Ulin, Kota Banjarbaru, Sabtu (28/12/2013).

Menurut dia, keberadaan Leopard akan semakin memperkuat alat utama sistem persenjataan canggih yang ada di jajaran Kodam VI/Mulawarman. Pasalnya, saat ini, tank yang ada di Kodam merupakan tank ringan berjenis AMX dan Scorpion.

“Paling tidak, satu kompi tank Leopard (delapan unit) dapat ditempatkan di Kalimantan,” tuturnya

Ia menambahkan, dalam waktu dekat ini Kodam Mulawarman akan menerima Multi Launcher Roket System (MLRS). Selain itu sudah terbentuk Skuadron Penerbad yang diperkuat empat heli tempur dan empat heli angkut.

Saat ini, kata Dicky, Kodam Mulawarman juga sudah menyiapkan satu batalyon kavaleri. Sebelumnya, Kodam tersebut hanya memiliki detasemen kavaleri. Plus penambahan pos-pos gabungan dengan Malaysia untuk menjaga perbatasan.

Keberadaan pos ini, lanjut Dicky untuk mempersempit upaya adanya pemindahan patok perbatasan dan untuk menghalau para pembalak yang notabene berasal dari Malaysia. Mengingat, Kodam Mulawarman bertanggung jawab menjaga perbatasan di Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia. ( soloblitz 291213 )

Tanah Surga Katanya

Nunukan


Lihat Kabupaten Nunukan di peta yang lebih besar