Senin, 08 Juni 2015

Perbatasan Rawan Permasalahan, Menhan Ajak Bersatu

SEBATIK – Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu mengungkapkan, kedatangannya ke kawasan perbatasan dimaksudkan untuk melakukan peninjauan langsung ke perbatasan guna mengetahui segala persoalan yang dihadapi, termasuk masuknya narkoba dan juga kasus trafficing. Menurutnya, hal itu bisa diatasi jika warga dan aparat bersatu.

“Namun dengan adanya polisi, tentara dan pemerintah daerah yang bersatu semua bisa kita atasi. Warga juga harus mendukung kedaulatan negara. Karena kuncinya cuma ini saja,” ujarnya di hadapan warga Aji Kuning, Sebatik sebelum Menhan bertolak menuju Simenggaris Baru.
Dikatakan Menhan, untuk menjaga kedaulatan negara, minimal warga juga turut menjaga tapal batas negara di perbatasan. Tentu hal ini dilakukan dengan bijak, yakni dengan tidak mengintervensi negara tetangga.

“Jika ini sudah tercapai, maka kita akan merasakan kedamaian, negara kita damai, negara tetangga juga damai. Maka jalinlah silaturrahmi dengan baik,” kata Menhan.
Diungkapkan, kedatangannya ke Kaltara yang terpenting adalah meninjau para petugas penjaga perbatasan. Kepada warga perbatasan di area tapal batas, Menhan meminta jika menemukan permasalahan terkait keamanan, untuk segera melapor ke petugas yang ada baik TNI maupun kepolisian.

Ia mengulas kembali persoalan narkoba dimana Nunukan rawan akan transaksi obat terlarang ini. Tingginya angka kematian akibat narkoba sangat memprihatinkan. Ia menegaskan sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, bagi pelaku pengedar harus dihukum mati.
“Karena ulahnya bangsa ini rusak. Maka dari itu, mari sama-sama menjaga jangan sampai generasi kita hancur,” ujar Menhan.

Upaya untuk menjaga kedaulatan negara selain kebersamaan, pemerintah juga membangun jalan perbatasan, mulai dari Kalimantan Barat hingga tembus ke Kalimantan Utara. (korankaltim.com 08062015)

Jumat, 08 Mei 2015

'Primadona' Peredaran Narkoba di Perbatasan Negara

Anggota Kostrad Kariango Makassar Prada Wiranto telah sembilan bulan menjaga perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara. Selama menjaga perbatasan, pelaku penyelundupan narkoba dan miras yang paling sering ditangkap petugas.

"Banyak warga Indonesia dari Malaysia yang bawa narkoba. Bulan lalu kita menangkap orang membawa narkoba disini (Pulau Sebatik) dan bulan ini di Tanjung Aru," ujar Prada Wiranto di Pos Perbatasan Patok 3, di Desa Aji Kuning, Sebatik Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu (2/5/2015).

Pada bulan maret 2015 lalu, Wiranto menangkap orang Indonesia yang kedapatan membawa sabu seberat 200 gram. "Waktu bulan Februari lalu, ditangkap juga cewek dari Malaysia membawa sabu seberat setengah kilogram," jelasnya.

"Rata-rata orang Indonesia yang sering membawa narkoba," tambahnya.

Menurutnya, kehidupan di Pulau Sebatik memang kurang pengawasan dan keamanan. Hal itu terlihat dengan banyaknya anak SMA yang
kedapatan membawa narkoba.

"Ada juga anak SMA sini (Pulau Sebatik) kedapatan bawa narkoba, di sini pergaulannya nakal. Di sini rata-rata campuran ada Malaysia dan Indonesia, tapi banyakan orang Indonesia yang bawa narkoba," pungkasnya.

Adapun, Wiranto mengaku pernah hampir lolos seorang pria yang tengah membawa narkoba dari pengecekan petugas. Karena pelaku lihai dengan menyembunyikan sabu di dalam handphone.

"Di sini membawa barang sekecil apapun pasti dicek. Tapi kemarin pernah ada yang hampir lolos saat bawa sabu, dia memasukkan sabunya di dalam handhone sebagai pengganti baterai," ungkap Wiranto.

Selama sembilan bulan menjaga perbatasan, Wiranto mengaku lebih dari 10 kali menangkap warga yang melintasi perbatasan tengah membawa narkoba. Selain narkoba, petugas juga sering menangkap warga Indonesia yang membawa minuman keras dari Malaysia.

"Di sini juga banyak warga yang membawa miras dari perbatasan. Pernah sekali kedapatan ada yang membawa 56 botol dari Malaysia dan miras dimasukkan di dalam kardus minyak goreng," terangnya.
Sumber: news.detik.com - Rabu 6 Mei 2015

Selasa, 05 Mei 2015

Ada Patok Perbatasan Yang Tenggelam

NUNUKAN - Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Pancasila Jiwaku (LSM Panjiku) Mansyur Rincing mengungkapkan patok perbatasan yang berada di Desa Bambangan Kecamatan Sebatik Barat atau sekitar 300 meter masuk kedalam rawa - rawa ditemukan dalam kondisi tenggelam sehingga hanya terlihat bendera Merah Putih yang terikat pada sebatang tiang. Ia menilai bahwa patok merupakan sebuah simbol negara yang tentunya sebagai tanda batas antara negara khususnya Indonesia dan Malaysia. Untuk itu ia berharap agar Panglima TNI dan Menteri Pertahanan untuk segera meninjau patok perbatasan yang ada di Nunukan agar patok tersebut dapat dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. 

Tidak hanya itu, ia juga meminta agar instansi yang berwenang khususnya di Pemerintah Pusat untuk melakukan pengukuran kembali terhadap batas negara dikarenakan ada dugaan di patok 3 Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah kelebihan sekitar 200 meter.

"Makanya kita berharap instansi berwenang untuk turun kembali mengukur perbatasan kita dan ini merupakan persoalan negara bukan persoalan Kabupaten, jadi tidak bisa Kabupaten menangani seperti ini karena ini batas negara," ucapnya. 

Selanjutnya, mengapresiasi atas kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Nunukan beberapa waktu lalu dan tentunya banyak memberikan dampak kepada masyarakat Nunukan. Untuk itu pula, ia kembali mengingatkan agar Presiden Jokowi untuk kembali memperhatikan patok - patok perbatasan yang mengalami kerusakan maupun hal lainnya termasuk meminta agar patok perbatasan dapat dibuatkan akses jalan sehingga memudahkan bilamana terjadi hal - hal yang tidak diinginkan. "Itu patok yang tenggelam tidak kelihatan dan saya apresiasi kepada teman - teman aparat yang senantiasa menjaga kedaulatan NKRI diwilayah perbatasan," ucapnya. (tribunnunukan.com 05052015)

Tanah Surga Katanya

Nunukan


Lihat Kabupaten Nunukan di peta yang lebih besar