Rabu, 14 November 2012

TRANSPORTASI DARAT: Jalan Perbatasan Membutuhkan Rp7,8 Triliun

JAKARTA-Direktorat Jendral Bina Marga mengungkapkan untuk membangun jalan sepanjang perbatasan Indonesia  dan Malaysia di Kalimantan dibutuhkan dana sebesar Rp7,8 triliun. Jumlah anggaran itu digunakan untuk membanguin jalan sepanjang 1.755 kilometer.
 
Dirjen Bina Marga, Djoko Murjanto mengjelaskan sedikitnya ada tiga hambatan untuk mewujudkan pembangunan jalan sekitar perbataan, yakni minimnya anggaran, masalah lahan yang terbentur hutan lindung dan kurangnya penduduk yang berdomisili di sekitar jalan perbatasan.
 
“Untuk tahun depan saja kita hanya mengalokasikan Rp 230 miliar untuk pembangunan jalan,” ujar Djoko Murjanto (12/11). 
 
Untuk daerah kalimantan, membangun jalan nasional bukanlah hal yang mudah. Pertama dijelaskan Djoko masih banyaknya hutan lindung di seputar perbatasan membuat pengerjaan menjadi tersendat. 
 
Djoko menjelaskan lahan hutan lindung itu harus meminta izin kepada Kementerian Kehutanan terlebih dahulu. 
 
“Jadi kita mengerjakannya parsial tergantung dimana izin dari kemenhut keluar,” paparnya.
 
Selama ini dari Tamajuk sampai Sei Ular jalannya masih terputus-putus. Djoko mengatakan pada akhirnya pihaknya menginginkan seluruh perbatasan kalimantan tersambung namun untuk menargetkan kapan jalan ini akan tersambung semuanya Djoko mengaku belum berani menargetkan.
 
Selain itu Djoko juga mengungkapkan tidak adanya penduduk yang tinggal ditempat jalan akan dibuat juga menjadi kendala karena jika jalan tersebut tidak digunakan maka akan rusak dan tidak terawat.
 
Selain wilayah perbatasan Kalimantan, Djoko mengungkapkan ruas jalan yang akan digarap juga ialah di wilayah Papua. Untuk perbatasan di Papua pemerintah menyediakan anggaran Rp6 triliun plus ditambah SAL. Sementara untuk tahun 2013 kemungkinan akan berada di bawah Rp6 triliun.
 
"Pegunungan tengah itu udah kita buat. Rotali juga udah kita bangun. Sekarang itu gimana menghubungkan yang di bukit itu dengan yang kiri kanannya. Misalnya dari Wamena, Abema,  Yuguru ke bawah. Lalu dari Merauke menuju Waropko" papar Djoko Murjanto
 
Tantangan pembangunan jalan di Papua, menurut Djoko Murjanto ialah para pekerja harus bekerja di ketinggian diatas 3000 meter. Pengerjaan di wiliayah tinggi seperti itu, jelas Djoko, membutuhkan peralatan khusus. 
 
Hal lain yang juga menjadi penghambat ialah harga bahan baku seperti semen yang mahal. Namun Bina Marga tetap berusaha dengan memilih proyek yang lelangnya paling murah dan berani. 
 
Sebelumnya  Direktur Bina Pelaksana Wilayah II, Winarno menjelaskan perhatian khusus akan diberikan kepada daerah perbatasan karena daerah perbatasan menjadi seperti baranda rumah.
 
"Pemerintah berusaha agar jalan-jalan di perbatasan stabil, sepanjang tahun dirawat walaupun jalannya masih agregat. Jalan-jalan di perbatasan baik di Kalimantan, Papua, NTT akan mendapat perhatian. Ada sekitar Rp5 triliun dan akan ada tambahan khusus lagi, kemungkinan di atas Rp5 triliun" ujar Winarno.
 
Alternatif varian jalan agregat dipilih karena jalan-jalan di perbatasan tidak banyak digunakan karena sepi penduduknya.
 
"Cukup jalan agregat saja dulu tetapi akan didukung dengn unit-unit pemeliharaan karena kalau dibuat bagus tetapi hanya sedikit saja yang lewat tentu tidak efektif. Kita optimalkan diperawatan" ujar Winarno. (faa)
Sumber: Bisnis.com - Selasa, 13 November 2012
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tanah Surga Katanya

Nunukan


Lihat Kabupaten Nunukan di peta yang lebih besar