Tim Ekspedisi Gelar Pengobatan Massal Gratis
SETELAH
sukses di Seimanggaris dan Nunukan, Tim Ekspedisi Khatulistiwa Sub
Korwil 05 Nunukan pimpinan Letkol Inf Heri Setya Kusdiantana dengan
wakilnya Mayor Inf Achiruddin, kembali menggelar pengobatan massal
gratis di perbatasan Indonesia – Malaysia, tepatnya di Desa Long Bawan,
Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur.
Pengobatan massal yang digelar ketiga kalinya di wilayah perbatasan itu dapat terlaksana atas kerjasama Tim Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 05 Nunukan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Kesdam VI Mulawarman, serta jajaran petugas kesehatan yang berada di Long Bawan.
Pengobatan yang digelar secara gratis tersebut, melibatkan 3 (tiga) orang dokter dari Kesdam VI Mulawarman dan 2 (dua) orang dokter dari Long Bawan, serta sejumlah perawat kesehatan dari jajaran Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu) yang berada di Krayan, diikuti 260 pasien dari Desa Long Bawan dan sekitarnya yang masih termasuk dalam wilayah Kecamatan Krayan.
Menurut seorang Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Murjani, dari 260 pasien tersebut, penyakit Maag menduduki peringkat pertama dengan data 60 %, disusul penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 20 %, sakit pinggang 15 % , dan 5 % lainnya merupakan aneka ragam penyakit yang diderita sejumlah pasien tua maupun muda.
“Beberapa jenis penyakit tersebut, bisa saja timbul akibat pengaruh lingkungan, apalagi mayoritas pekerjaan mereka bergelayut harap di persawahan karena mereka memang petani padi”, kata Murjani.
“Dari seluruh wilayah Kecamatan Krayan Induk hanya terdapat satu Puskesmas dan Sembilan Pustu yang tersebar di 65 Desa, dengan jumlah penduduk 7300 jiwa”, imbuhnya.
Sementara itu, kegiatan yang merupakan agenda Tim Komunikasi Sosial (Komsos) Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Sub Korwil 05 Nunukan dalam upayanya turut membantu masyarakat perbatasan dalam bidang kesehatan itu mendapat sambutan hangat dari sejumlah kalangan, terutama bagi masyarakat perbatasan.
Camat Krayan Induk Drs. Samuel Tipa misalnya, ia menyatakan ungkapan rasa terima kasih kepada Tim Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 05 Nunukan, saat menghadiri pengobatan gratis tersebut di Desa Long Bawan, Kecamatan Krayan, sembari berharap agar bakti sosial kesehatan serupa juga dapat digelar di desa – desa lain di wilayah perbatasan.
“Kami beserta segenap masyarakat Kecamatan Krayan sangat berterimakasih atas kehadiran tim kesehatan yang diprakarsai Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012, karena hal itu tentu saja sangat membantu masyarakat yang berada di perbatasan ini”, ucap Samuel Tipa.
Semoga saja kegiatan ini dapat dilakukan juga di beberapa desa lain yang lebih memerlukan, karena di beberapa desa itu belum ada Puskesmas, jadi tentu saja masyarakat di sana akan sangat terbantu bila pengobatan massal itu dapat dilakukan juga di desa-desa tersebut, harapnya.
Authentikasi : Perwira Penerangan dan Sejarah Tim Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 05 Nunukan, Kapten Marinir Mardiono
Pengobatan massal yang digelar ketiga kalinya di wilayah perbatasan itu dapat terlaksana atas kerjasama Tim Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 05 Nunukan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Kesdam VI Mulawarman, serta jajaran petugas kesehatan yang berada di Long Bawan.
Pengobatan yang digelar secara gratis tersebut, melibatkan 3 (tiga) orang dokter dari Kesdam VI Mulawarman dan 2 (dua) orang dokter dari Long Bawan, serta sejumlah perawat kesehatan dari jajaran Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu) yang berada di Krayan, diikuti 260 pasien dari Desa Long Bawan dan sekitarnya yang masih termasuk dalam wilayah Kecamatan Krayan.
Menurut seorang Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Murjani, dari 260 pasien tersebut, penyakit Maag menduduki peringkat pertama dengan data 60 %, disusul penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) 20 %, sakit pinggang 15 % , dan 5 % lainnya merupakan aneka ragam penyakit yang diderita sejumlah pasien tua maupun muda.
“Beberapa jenis penyakit tersebut, bisa saja timbul akibat pengaruh lingkungan, apalagi mayoritas pekerjaan mereka bergelayut harap di persawahan karena mereka memang petani padi”, kata Murjani.
“Dari seluruh wilayah Kecamatan Krayan Induk hanya terdapat satu Puskesmas dan Sembilan Pustu yang tersebar di 65 Desa, dengan jumlah penduduk 7300 jiwa”, imbuhnya.
Sementara itu, kegiatan yang merupakan agenda Tim Komunikasi Sosial (Komsos) Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Sub Korwil 05 Nunukan dalam upayanya turut membantu masyarakat perbatasan dalam bidang kesehatan itu mendapat sambutan hangat dari sejumlah kalangan, terutama bagi masyarakat perbatasan.
Camat Krayan Induk Drs. Samuel Tipa misalnya, ia menyatakan ungkapan rasa terima kasih kepada Tim Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 05 Nunukan, saat menghadiri pengobatan gratis tersebut di Desa Long Bawan, Kecamatan Krayan, sembari berharap agar bakti sosial kesehatan serupa juga dapat digelar di desa – desa lain di wilayah perbatasan.
“Kami beserta segenap masyarakat Kecamatan Krayan sangat berterimakasih atas kehadiran tim kesehatan yang diprakarsai Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012, karena hal itu tentu saja sangat membantu masyarakat yang berada di perbatasan ini”, ucap Samuel Tipa.
Semoga saja kegiatan ini dapat dilakukan juga di beberapa desa lain yang lebih memerlukan, karena di beberapa desa itu belum ada Puskesmas, jadi tentu saja masyarakat di sana akan sangat terbantu bila pengobatan massal itu dapat dilakukan juga di desa-desa tersebut, harapnya.
Authentikasi : Perwira Penerangan dan Sejarah Tim Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 05 Nunukan, Kapten Marinir Mardiono
Sumber: Media Indonesia - May 30, 2012
Aroma Negara Tetangga Lebih Menyengat
Kompas/SUBHAN SD |
NUNUKAN,KOMPAS.com - Inilah nasib daerah perbatasan
negeri kita dengan Malaysia di Kalimantan. Tersembunyi di kelebatan
hutan tropis, kita (RI) sepertinya tak berdaya. Sebab, di negeri
sendiri, justru produk dalam negeri kita sulit ditemui di wilayah
perbatasan. Mulai produk jajanan, minuman ringan, hingga kendaraan dan
alat berat. Itu yang ditemui di Long Bawan, Kecamatan Krayan,
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur.
Hal sama ditemui di Pulau Sebatik, di wilayah pesisir. Di Long Bawan, aneka makanan kecil bisa dipastikan dibawa dari negeri tetangga, yaitu Bekalalan, sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan sepeda motor dari Long Bawan.
Kalau pun ada minuman semacam coca-cola tetap diimpor dari Malaysia. Begitu juga kendaraan yang berkeliaran di Long Bawan umumnya berpelat nomor Malaysia. Menurut Matius, petugas dishub setempat, cuma satu mobil yang berpelat RI. Alat-alat berat yang didatangkan untuk proyek-proyek seperti proyek bandara yang kini dikerjakan TNI AD, juga didatangkan dari Malaysia.
Dan hal yang lumrah bila warga lebih menggunakan uang ringgit dalam transaksi sehari-hari. Ini tak lain karena akses ke daerah perbatasan itu sangat sulit dan mahal. Tidak ada jalan darat. Yang ada lewat transportasi udara. Kalau sudah begini, pemerintah tak boleh lagi lepas sekedip pun untuk mengurus daerah perbatasan.
Sumber : KOMPAS.com - May 29, 2012
Hal sama ditemui di Pulau Sebatik, di wilayah pesisir. Di Long Bawan, aneka makanan kecil bisa dipastikan dibawa dari negeri tetangga, yaitu Bekalalan, sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan sepeda motor dari Long Bawan.
Kalau pun ada minuman semacam coca-cola tetap diimpor dari Malaysia. Begitu juga kendaraan yang berkeliaran di Long Bawan umumnya berpelat nomor Malaysia. Menurut Matius, petugas dishub setempat, cuma satu mobil yang berpelat RI. Alat-alat berat yang didatangkan untuk proyek-proyek seperti proyek bandara yang kini dikerjakan TNI AD, juga didatangkan dari Malaysia.
Dan hal yang lumrah bila warga lebih menggunakan uang ringgit dalam transaksi sehari-hari. Ini tak lain karena akses ke daerah perbatasan itu sangat sulit dan mahal. Tidak ada jalan darat. Yang ada lewat transportasi udara. Kalau sudah begini, pemerintah tak boleh lagi lepas sekedip pun untuk mengurus daerah perbatasan.
Sumber : KOMPAS.com - May 29, 2012
Sendirian Jaga Batas Negara
Pulau Sebatik dilihat dari pelabuhan feri pulau Nunukan, Kaltim, Senin (28/5/2012) |
May 28, 2012
KOMPAS.com - Walaupun pemerintah
menggembar-gemborkan daerah perbatasan menjadi beranda depan negeri ini,
tetapi faktanya masih diperlakukan seperti halaman belakang yang tak
diurus maksimal. Apalagi memang kondisi perbatasan dengan Malaysia di
Kalimantan Timur berupa hutan belantara, yang bisa jadi rawan katakanlah
illegal logging atau pergeseran patok batas.
Makanya di perbatasan selalu ada pos-pos yang dijaga aparat keamanan, baik tentara (TNI) maupun polisi. Tetapi apa jadinya kalau ada pos tepi batas yang dijaga sendirian atau paling banyak dua orang?
Di pos polisi Lembudud, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, hanya dijaga Briptu Rudy SE Baru. "Ya komandan, juga anak buah," ujar Rudy, saat ditemui di Long Bawan, ibu kota kecamatan, Senin (28/5/2012) kemarin.
Pos Lembudud yang berada di balik perbukitan di tepi batas itu berjarak sekitar satu jam perjalanan menggunakan sepeda motor dari Long Bawan. "Kalau musim hujan tak bisa dilewati karena jalanan hancur dan berlumpur. Kalau jalan kira-kira lima jam," ujarnya.
Tentu saja sangat berat menjaga perbatasan. "Kalau ada masalah kami datangi sendiri," kata warga asli Krayan itu, yang tidak memperlihatkan sedikit pun sikap mengeluh.
Kepala Imigrasi Krayan, Martinus Palung, juga bertugas sendirian. Tapi ia berkantor di Long Bawan. Desa yang persis di tepi batas adalah Long Amping, kira-kira satu jam perjalanan dari Long Bawan.
Tetapi tinggal di Long Amping, biayanya besar. Ongkos ojek Long Bawan-Long Amping saja sekitar Rp 75.000. "Tentu berat," ujar Syuaib, staf Imigrasi Kaltim.
Makanya di perbatasan selalu ada pos-pos yang dijaga aparat keamanan, baik tentara (TNI) maupun polisi. Tetapi apa jadinya kalau ada pos tepi batas yang dijaga sendirian atau paling banyak dua orang?
Di pos polisi Lembudud, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, hanya dijaga Briptu Rudy SE Baru. "Ya komandan, juga anak buah," ujar Rudy, saat ditemui di Long Bawan, ibu kota kecamatan, Senin (28/5/2012) kemarin.
Pos Lembudud yang berada di balik perbukitan di tepi batas itu berjarak sekitar satu jam perjalanan menggunakan sepeda motor dari Long Bawan. "Kalau musim hujan tak bisa dilewati karena jalanan hancur dan berlumpur. Kalau jalan kira-kira lima jam," ujarnya.
Tentu saja sangat berat menjaga perbatasan. "Kalau ada masalah kami datangi sendiri," kata warga asli Krayan itu, yang tidak memperlihatkan sedikit pun sikap mengeluh.
Kepala Imigrasi Krayan, Martinus Palung, juga bertugas sendirian. Tapi ia berkantor di Long Bawan. Desa yang persis di tepi batas adalah Long Amping, kira-kira satu jam perjalanan dari Long Bawan.
Tetapi tinggal di Long Amping, biayanya besar. Ongkos ojek Long Bawan-Long Amping saja sekitar Rp 75.000. "Tentu berat," ujar Syuaib, staf Imigrasi Kaltim.
Gubernur Kaltim Awang Faroek
berulang kali mengatakan, aparat yang bertugas di perbatasan mendapatkan
insentif khusus. Tetapi seperti disampaikan sejumlah guru yang ditemui
di Long Bawan, rupanya tak semua mendapatkan insentif. Moga-moga saja
masih menunggu proses, karena menjaga negeri ini tak bisa ditunda-tunda.
Sumber : KOMPAS.com
Pelintas Batas Dicap Sebulan Sekali
KOMPAS.com - May 28, 2012
NUNUKAN,KOMPAS.com - Pelintas batas yang sehari-hari
melewati perbatasan Indonesia-Malaysia di pos Long Amping, Long Bawan,
Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan, umumnya puluhan sampai ratusan
orang. Mereka umumnya warga Indonesia yang membeli barang-barang
kebutuhan pokok di Bekalalan, Malaysia.
Bekalalan merupakan kota terdekat yang bisa diakses dari wilayah Indonesia yang menggunakan jalan darat. Setiap hari, para pengojek dari wilayah Indonesia membawa barang-barang produk Malaysia untuk dijual di wilayah Indonesia.
Namun, lazimnya di perbatasan yang sudah modern, para pelintas batas itu tidak menggunakan paspor, melainkan kartu khusus pas lintas batas (PLB). "Setiap hari rata-rata ada 3-4 orang yang mengurus kartu PLB," kata Kepala Imigrasi Krayan Martinus Palung di Long Bawan, ibu kota Kecamatan Krayan, Senin (28/5).
Pas pelintas batas juga tidak dicap setiap melintasi perbatasan, melainkan satu kali dalam sebulan. "Sudah ada kesepakatan dengan pihak Malaysia (soal pengecapan sebulan sekali)," ujar Syuaib, staf Imigrasi Kalimantan Timur.
Sumber : KOMPAS.com
Bekalalan merupakan kota terdekat yang bisa diakses dari wilayah Indonesia yang menggunakan jalan darat. Setiap hari, para pengojek dari wilayah Indonesia membawa barang-barang produk Malaysia untuk dijual di wilayah Indonesia.
Namun, lazimnya di perbatasan yang sudah modern, para pelintas batas itu tidak menggunakan paspor, melainkan kartu khusus pas lintas batas (PLB). "Setiap hari rata-rata ada 3-4 orang yang mengurus kartu PLB," kata Kepala Imigrasi Krayan Martinus Palung di Long Bawan, ibu kota Kecamatan Krayan, Senin (28/5).
Pas pelintas batas juga tidak dicap setiap melintasi perbatasan, melainkan satu kali dalam sebulan. "Sudah ada kesepakatan dengan pihak Malaysia (soal pengecapan sebulan sekali)," ujar Syuaib, staf Imigrasi Kalimantan Timur.
Sumber : KOMPAS.com
Long Bawan, Desa Tersembunyi di Belantara Perbatasan
Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan yang juga Mendagri Gamawan Fauzi melakukan kunjungan ke Long Bawan, Kecamatan Krayan kabupaten Nunukan, Kaltim, Senin (28/5/2012). Kunjungan itu bagian dari proyek percepatan pembangunan wilayah perbatasan. |
May 27, 2012
KOMPAS.com- Desa Long Bawan berada di belantara
Kalimantan. Masuk wilayah Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan,
Kalimantan Timur, Desa Long Bawang hanya bisa diakses lewat udara.
Sampai Indonesia merdeka 67 tahun ini, tak ada jalan darat yang menghubungkan ibu kota kecamatan itu dengan ibu kota Kabupaten Nunukan, apalagi kota-kota lain, meski saat ini tengah dibangun jalur Malinau-Long Bawan. Pesawat udara bisa dicapai dari Tarakan, Nunukan, dan Malinau.
Senin (28/5), dari Tarakan, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi bersama rombongan menggunakan helikopter NAS 332 Super Puma milik Skadron 6 Lanud Atang Sanjaya Bogor dengan perjalanan sekitar 1 jam 25 menit mencapai Long Bawan.
Heli terbang rendah melewati celah-celah gunung, yang berselimut awan. Long Bawan tersembunyi di balik gunung-gunung di belantara Kalimantan, sehingga berudara sejuk dan dingin.
"Kami sedang bangun jalan-jalan sampai ke wilayah perbatasan," kata Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouk Ishak saat acara Operasi Bakti Kartika Jaya di Long Bawan, Senin (28/5/2012).
Dalam proyek perbatasan itu, hadir pula Kepala Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) sekaligus Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhi W.
Sebagai wilayah perbatasan yang belum terhubung dengan kota lain, masyarakat Long Bawan lebih dekat dengan Malaysia. Jadi, jangan berharap produk atau barang-barang made in negeri sendiri mudah ditemui di Long Bawan. Sebagian barang dipasok dari negeri tetangga Malaysia.
Dari Bekalalan, desa terdekat negara tetangga yang dicapai sekitar 1,5 jam menggunakan kendaraan bermotor, warga Long Bawan membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari termasuk bahan bakar minyak (BBM). Demikian juga warga Long Bawan menjual hasil pertanian seperti beras dan juga garam ke Bekalalan.
Sampai Indonesia merdeka 67 tahun ini, tak ada jalan darat yang menghubungkan ibu kota kecamatan itu dengan ibu kota Kabupaten Nunukan, apalagi kota-kota lain, meski saat ini tengah dibangun jalur Malinau-Long Bawan. Pesawat udara bisa dicapai dari Tarakan, Nunukan, dan Malinau.
Senin (28/5), dari Tarakan, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi bersama rombongan menggunakan helikopter NAS 332 Super Puma milik Skadron 6 Lanud Atang Sanjaya Bogor dengan perjalanan sekitar 1 jam 25 menit mencapai Long Bawan.
Heli terbang rendah melewati celah-celah gunung, yang berselimut awan. Long Bawan tersembunyi di balik gunung-gunung di belantara Kalimantan, sehingga berudara sejuk dan dingin.
"Kami sedang bangun jalan-jalan sampai ke wilayah perbatasan," kata Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouk Ishak saat acara Operasi Bakti Kartika Jaya di Long Bawan, Senin (28/5/2012).
Dalam proyek perbatasan itu, hadir pula Kepala Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) sekaligus Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhi W.
Sebagai wilayah perbatasan yang belum terhubung dengan kota lain, masyarakat Long Bawan lebih dekat dengan Malaysia. Jadi, jangan berharap produk atau barang-barang made in negeri sendiri mudah ditemui di Long Bawan. Sebagian barang dipasok dari negeri tetangga Malaysia.
Dari Bekalalan, desa terdekat negara tetangga yang dicapai sekitar 1,5 jam menggunakan kendaraan bermotor, warga Long Bawan membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari termasuk bahan bakar minyak (BBM). Demikian juga warga Long Bawan menjual hasil pertanian seperti beras dan juga garam ke Bekalalan.
Karena itu, proyek percepatan pembangunan di wilayah
perbatasan Kaltim ini terus dilakukan dengan koordinasi BNPP. Hal itu
untuk mendorong wilayah perbatasan semakin berkembang.
Sumber: KOMPAS.com
Tim Ekspedisi Khatulistiwa Bertemu Gajah Borneo
May 29, 2012
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM NUNUKAN- Tim Penjelajah I Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 05 Kabupaten Nunukan, dalam perjalanan bertemu dengan gajah kalimantan atau gajah borneo, di sekitar Kecamatan Sebuku.
Perwira Penerangan dan Sejarah Tim Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 05 Nunukan Kapten Marinir Mardiono, Selasa (29/5/2012) mengatakan, gajah yang diidentifikasikan sebagai gajah kalimantan tersebut ditemukan di patok perbatasan RI-Malaysia B 529 pada Sabtu (26/5/2012) lalu.
“Tanggal 26 Mei lalu tepatnya 17.15 kami menerima laporan bahwa Tim Penjelalah I dibawah pimpinan Letnan Dua Inf Ananta sudah mencapai patok B 600 yaitu di Sebuku. 15 menit sebelumnya B 529, itu berada di Sebuku juga, menemukan gajah borneo. Kebetulan cuaca gelap karena hujan deras, sehingga belum bisa dipastikan jenis kelaminnya laki-laki atau perempuan. Tetapi itu dipastikan gajah borneo,” ujarnya.
Mardiono menjelaskan, dari titik star patok nol di Pulau Sebatik, Tim Penjelajah I telah melewati 539 patok atau sejauh 177 kilometer dari keseluruhan 5.261 patok atau 418 kilometer jarak yang harus ditempuh.
Wakil Komandan Tim Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 05 Nunukan Mayor Inf Achruddin mengatakan, dengan kondisi medan yang semakin berat, pihaknyapun membagi para penjelajah menjadi dua tim. Tim Penjelajah I yang dipimpin Letda Inf Ananta bergerak dari timur di Pulau sebatik menuju ke barat di Kecamatan Lumbis. Sementara Tim Penjelajah II pimpinan Letda Inf Boby Kotachi bergerak dari barat di Kecamatan Krayan menuju ke timur di Kecamatan Lumbis. Masing–masing tim berjumlah 10 orang yang terdiri dari pasukan elit Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan udara termasuk Batalyon 613 Raja Alam, Tarakan.
Sumber : Tribunnews
TRIBUNNEWS.COM NUNUKAN- Tim Penjelajah I Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 05 Kabupaten Nunukan, dalam perjalanan bertemu dengan gajah kalimantan atau gajah borneo, di sekitar Kecamatan Sebuku.
Perwira Penerangan dan Sejarah Tim Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 05 Nunukan Kapten Marinir Mardiono, Selasa (29/5/2012) mengatakan, gajah yang diidentifikasikan sebagai gajah kalimantan tersebut ditemukan di patok perbatasan RI-Malaysia B 529 pada Sabtu (26/5/2012) lalu.
“Tanggal 26 Mei lalu tepatnya 17.15 kami menerima laporan bahwa Tim Penjelalah I dibawah pimpinan Letnan Dua Inf Ananta sudah mencapai patok B 600 yaitu di Sebuku. 15 menit sebelumnya B 529, itu berada di Sebuku juga, menemukan gajah borneo. Kebetulan cuaca gelap karena hujan deras, sehingga belum bisa dipastikan jenis kelaminnya laki-laki atau perempuan. Tetapi itu dipastikan gajah borneo,” ujarnya.
Mardiono menjelaskan, dari titik star patok nol di Pulau Sebatik, Tim Penjelajah I telah melewati 539 patok atau sejauh 177 kilometer dari keseluruhan 5.261 patok atau 418 kilometer jarak yang harus ditempuh.
Wakil Komandan Tim Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 05 Nunukan Mayor Inf Achruddin mengatakan, dengan kondisi medan yang semakin berat, pihaknyapun membagi para penjelajah menjadi dua tim. Tim Penjelajah I yang dipimpin Letda Inf Ananta bergerak dari timur di Pulau sebatik menuju ke barat di Kecamatan Lumbis. Sementara Tim Penjelajah II pimpinan Letda Inf Boby Kotachi bergerak dari barat di Kecamatan Krayan menuju ke timur di Kecamatan Lumbis. Masing–masing tim berjumlah 10 orang yang terdiri dari pasukan elit Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan udara termasuk Batalyon 613 Raja Alam, Tarakan.
Sumber : Tribunnews
TNI AD-Pemprov Kaltim Bangun Jalan Darat Daerah Terisolir Senin, 28 Mei 2012 15:29 WIB
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Setelah pengembangan tiga bandar udara di perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan Timur, TNI AD dan Pemprov Kaltim berencana melanjutkan program serupa dengan membangun jalan darat yang menghubungkan daerah terisolir dengan wilayah di sekitarnya.
"Tadi ada pembicaraan awal, setelah bandara akan dibuka jalan penghubung," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo, Senin (28/5/2012) saat konferensi pers disela Pembukaan Operasi Bhakti TNI-AD Kartika Jaya, di Apron Bandara Yuvai Semaring, Long Bawan, Kecamatan Krayan.
TNI dan Pemprov Kaltim dalam Operasi Bhakti TNI AD Kartika Jaya akan mengembangkan tiga bandara masing-masing Yuvai Semaring, Long Bawan, Kecamatan Krayan, Bandara Long Apung Kabupaten Malinau dan Bandara Data Dawai, Kabupaten Kutai Barat.
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan, pembangunan tiga bandara ini sangat strategis karena posisinya yang berada di perbatasan RI-Malaysia di tiga kabupaten yakni Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Kutai Barat.
"Bandara ini ada tiga yang diperpanjang menjadi 1.600 meter, sehingga nanti pesawat yang akan turun ke sini adalah pesawat-pesawat yang berbadan besar seperti ATR bahkan Hercules. Sehingga masyarakat di sini tidak terisolir lagi. Jadi hasil-hasil buminya agar bisa dipasarkan ke wilayah lain," ujarnya.
Untuk pekerjaan pembangunan tiga bandara dimaksud, dibutuhkan anggaran hingga Rp 400 miliar yang dianggarkan multiyears selama dua tahun.
KASAD mengatakan, pihaknya membantu pemerintah membangun bandara agar dapat membantu perekonomian warga setempat.
Sebelumnya, TNI AD juga pernah membantu melakukan perpanjangan Bandara Ahmad Yani, Semarang.
Gubernur mengatakan, dilibatkannya TNI untuk pekerjaan pengembangan tiga bandara ini mengingat kondisi wilayah perbatasan yang masih sangat terisolir.
TNI dengan berbagai perlengkapannya dianggap mampu membantu pemerintah daerah melaksanakan kegiatan dimaksud.
Khusus di Kabupaten Nunukan, setelah terbangunnya bandara di Kecamatan Krayan, akan dilakukan pembangunan jalan darat diantaranya menghubungkan Kabupaten Malinau dengan Long Bawan, serta Long Midang hingga perbatasan Indonesia di Ba'kelalan, Serawak, Malaysia.
"Jadi kami mencita-citakan di Kalimantan Timur nanti ada dua pos lintas batas darat. Satu di Siemanggaris dekat Serudong kemudian satu di Long Midang dekat Ba'kelalan," ujarnya.
Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan, perbatasan darat di Pulau Kalimantan panjangnya mencapai sekitar 2.000 kilometer perbatasannya.
"Salah satu provinsi ada di sini. Tugas kita kedepan sangat berat dan perlu koordinasi yang mantap termasuk yang kita lakukan hari ini," ujarnya.
Khusus Kabupaten Nunukan, tahun ini BNPP mengalokasikan anggaran hingga Rp 740 miliar untuk membangun perbatasan.
Sementara itu, dalam Pembukaan Operasi Bhakti TNI-AD Kartika Jaya, hari ini, diresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan kapasitas 100 KVa. Listrik tersebut melayani warga di Long Bawan, Kecamatan Krayan.
Hari ini juga dilakukan peletakan batu pertama pengembangan bandara Long Bawan oleh Mendagri, KASAD, Wakil Menteri PU dan Gubernur Kaltim.
Sumber Tribunnews
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Setelah pengembangan tiga bandar udara di perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan Timur, TNI AD dan Pemprov Kaltim berencana melanjutkan program serupa dengan membangun jalan darat yang menghubungkan daerah terisolir dengan wilayah di sekitarnya.
"Tadi ada pembicaraan awal, setelah bandara akan dibuka jalan penghubung," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo, Senin (28/5/2012) saat konferensi pers disela Pembukaan Operasi Bhakti TNI-AD Kartika Jaya, di Apron Bandara Yuvai Semaring, Long Bawan, Kecamatan Krayan.
TNI dan Pemprov Kaltim dalam Operasi Bhakti TNI AD Kartika Jaya akan mengembangkan tiga bandara masing-masing Yuvai Semaring, Long Bawan, Kecamatan Krayan, Bandara Long Apung Kabupaten Malinau dan Bandara Data Dawai, Kabupaten Kutai Barat.
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan, pembangunan tiga bandara ini sangat strategis karena posisinya yang berada di perbatasan RI-Malaysia di tiga kabupaten yakni Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Kutai Barat.
"Bandara ini ada tiga yang diperpanjang menjadi 1.600 meter, sehingga nanti pesawat yang akan turun ke sini adalah pesawat-pesawat yang berbadan besar seperti ATR bahkan Hercules. Sehingga masyarakat di sini tidak terisolir lagi. Jadi hasil-hasil buminya agar bisa dipasarkan ke wilayah lain," ujarnya.
Untuk pekerjaan pembangunan tiga bandara dimaksud, dibutuhkan anggaran hingga Rp 400 miliar yang dianggarkan multiyears selama dua tahun.
KASAD mengatakan, pihaknya membantu pemerintah membangun bandara agar dapat membantu perekonomian warga setempat.
Sebelumnya, TNI AD juga pernah membantu melakukan perpanjangan Bandara Ahmad Yani, Semarang.
Gubernur mengatakan, dilibatkannya TNI untuk pekerjaan pengembangan tiga bandara ini mengingat kondisi wilayah perbatasan yang masih sangat terisolir.
TNI dengan berbagai perlengkapannya dianggap mampu membantu pemerintah daerah melaksanakan kegiatan dimaksud.
Khusus di Kabupaten Nunukan, setelah terbangunnya bandara di Kecamatan Krayan, akan dilakukan pembangunan jalan darat diantaranya menghubungkan Kabupaten Malinau dengan Long Bawan, serta Long Midang hingga perbatasan Indonesia di Ba'kelalan, Serawak, Malaysia.
"Jadi kami mencita-citakan di Kalimantan Timur nanti ada dua pos lintas batas darat. Satu di Siemanggaris dekat Serudong kemudian satu di Long Midang dekat Ba'kelalan," ujarnya.
Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan, perbatasan darat di Pulau Kalimantan panjangnya mencapai sekitar 2.000 kilometer perbatasannya.
"Salah satu provinsi ada di sini. Tugas kita kedepan sangat berat dan perlu koordinasi yang mantap termasuk yang kita lakukan hari ini," ujarnya.
Khusus Kabupaten Nunukan, tahun ini BNPP mengalokasikan anggaran hingga Rp 740 miliar untuk membangun perbatasan.
Sementara itu, dalam Pembukaan Operasi Bhakti TNI-AD Kartika Jaya, hari ini, diresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan kapasitas 100 KVa. Listrik tersebut melayani warga di Long Bawan, Kecamatan Krayan.
Hari ini juga dilakukan peletakan batu pertama pengembangan bandara Long Bawan oleh Mendagri, KASAD, Wakil Menteri PU dan Gubernur Kaltim.
Sumber Tribunnews
Besok Tim Ekspedisi Geser dari Krayan
Para anggota tim Ekspedisi Khatulistiwa |
May 27, 2012
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Sebanyak 10 personil TNI dari satuan-satuan elit, Selasa (29/5/2012) akan bergeser dari Long Bawan, Kecamatan Krayan untuk memulai penjelajahan menuju Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan.
"Besok kita bergeser," kata Kapten Marinir Ali, Dantim peneliti Tim Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 05, Senin (28/5/2012) ditemui di Long Bawan.
Ia mengatakan, tim penjelajah ini sekitar pukul 14.00 besok bergeser dari Long Bawan ke Long Midang dengan kendaraan roda empat. Di Long Midang, menginap semalam. "Mereka menginap di dekat patok. Jadi paginya langsung star," ujarnya.
Jarak tempuh Krayan ke Kecamatan Lumbis mencapai 120 kilometer. Waktu tempuh diperkirakan antara tiga sampai empat minggu.
Sumber: Tribunnews
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Sebanyak 10 personil TNI dari satuan-satuan elit, Selasa (29/5/2012) akan bergeser dari Long Bawan, Kecamatan Krayan untuk memulai penjelajahan menuju Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan.
"Besok kita bergeser," kata Kapten Marinir Ali, Dantim peneliti Tim Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 05, Senin (28/5/2012) ditemui di Long Bawan.
Ia mengatakan, tim penjelajah ini sekitar pukul 14.00 besok bergeser dari Long Bawan ke Long Midang dengan kendaraan roda empat. Di Long Midang, menginap semalam. "Mereka menginap di dekat patok. Jadi paginya langsung star," ujarnya.
Jarak tempuh Krayan ke Kecamatan Lumbis mencapai 120 kilometer. Waktu tempuh diperkirakan antara tiga sampai empat minggu.
Sumber: Tribunnews